Sejarah Islam: Kisah Perang Badar
Sejarah dan Kisah Perang Badar
Perang Badar merupakan perang pertama dalam sejarah Islam, dimana pihak lawan berjumlah tiga kali lipat lebih banyak daripada orang-orang muslim. Pasukan Muslim pada waktu itu hanya berjumlah 313 orang, 70 ekor unta, 2 ekor kuda dan 8 pedang. Nabi Muhammad Saw. pun harus berbagi unta dengan Abu Lubaba, begitu juga Ali Bin Abi thalib dan sebagaimana umat muslim yang lainnya. Adapun pihak lawan dalam Perang Badar terdiri atas 1000 pasukan bersenjata lengkap, 700 ekor unta dan 100 ekor kuda.
Perang Badar menurut Ensiklopedia yang ditulis Azyumarid Azra terjadi pada tanggal 7 Ramadhan tahun 2 H. Perang ini terjadi di lembah Badar, 125 km di selatan Maddinah. Perang Badar merupakan puncak pertikaian antara kaum muslim Madinah dan musyrikin Quraisy Mekah. Perang Badar disebabkan oleh tindakan pengusiran dan perampasan harta kaum muslimin yang dilakukan oleh kaum musyrikin Quraisy. Selain itu kaum Quraisy terus berupaya menghancurkan kaum muslim agar perniagaan dan sesembahan mereka terjamin.
Latar Belakang Perang Badar
Pasukan Quraisy yang menyerang kaum muslimin di Madinah tersebut dipimpin oleh Kurz Bin Jabirdari Makkah. Pasukan ini menyerang kaum muslimin dari pinggiran Madinah, kemudian merampas kambing dan unta. Melihat serangan dari kaum Quraisy di Madinah tersebut, Nabi Muhammad Saw. kemudian memimpin sendiri pasukannya untuk mengejar Kurz. banyak orang yang menyebut peristiwa ini sebagai Perang Badar 1. Nabi Muhammad Saw. sendiri dan pasukannya pergi ke Badar untuk memotong jalur perdagangan makkah dan Syam. Hal ini dilakukan kaum muslimin hanya untuk menunjukkan kekuatan, tanpa berkeinginan untuk melakukan perang.
Kisah Perang Badar |
Strategi Perang Badar
Strategi Perang Badar. Akhirnya, kaum Quraisy maju dengan pasukan besar yang terdiri dari 1000 orang, 600 pakaian perang, 100 ekor kuda, 700 ekor unta, dan persediaan makanan mewah. Melihat pasukan Quraisy yang hendak menyerang kaum muslimin tersebut, maka siasat segera dibangun, muali dari posisi pasukan hingga mengukur kekuatan lawan. Awalnya, Nabi Muhammad Saw. Menetapkan posisi disuatu tempat. Namun, saat sahabatnya "Hubab" bertanya apakah posisi itu merupakan petunjuk dari Allah dan Nabi Muhammad Saw. menjawab "bukan", maka Hubab menyarankan strategi lain, yakni berada diposisi ujung depan membelakangi sumur-sumur. Dengan demikian, diharapkan kaum Quraisy berperang tanpa akses air, sementara kaum muslimin mempunyai banyak cadangan air untuk minum selama berperang.
Kemudian, Sa'ad bin Muadh mengusulkan membangun benteng yang digunakan untuk melindungi Nabi Muhammad Saw saat perang badar berlangsung, sekaligus markas bagi pasukan muslimin. Nabi Muhammad Saw. dan Abu Bakar Ra. tinggal didalam benteng tersebut, Sementara Saad bin Muadh dan sekumpulan lelaki menjaganya. Strategi ini digunakan karena kaum muslimin merasa keberatan bila Nabi Muhammad Saw. berada di garis depan. Mereka khawatir jika pasukan muslimin kalah, kemudian pemimpin mereka ditawan lawan.
Untuk mengetahui kekuatan musuh dalam Perang Badar tersebut, nabi Muhammad mengutus sahabatnya untuk melihat banyaknya unta yang dipotong untuk santapan pasukan Quraisy tersebut. Setelah sahabat tersebut melakukan pengintaian, ternyata Pasukan Quraisy menyembelih 9-10 ekor. Dari hasil ini, Nabi muhammad dapat menafsirkan bahwa jumlah kekuatan lawan sekitar 1000 orang.
Dalam Perang Badar ini, kaum Quraisy ingin sekali memenangkannya agar seluruh bangsa Arab merasa takut dengan mereka. Mereka berupaya untuk menghancurkan kaum muslimin dan mendapat keagungan serta kehebatannya. Sementara bagi kaum muslim sendiri, perang ini merupakan peperangan pertama setelah hijrah dari Makkah ke Madinah. Perang Badar ini juga merupakan peperangan hidup mati dalam sejarah. Sebab apabila kaum muslimin yang mempunyai pengikut sedikit tersebut kalah dalam perang dan terbunuh semua, maka tidak akan ada kelanjutan ajaran Islam lagi.
Jalannya Perang Badar
Jalanya Perang Badar, akhirnya Perang Badar tidak dapat dihindarkan. Pada awalnya, para jagoan dari masing-masing kubu maju saling beradu satu sama lain. Azwad bin Abdul Asad dari pihak Quraisy menerjang maju dan langsung tersungkur oleh pedang Hamzah, kemudian dua saudara Uthba dan Syaiba bin Rabia, sera Walid anak Uthba maju bersama yang segera disongsong Hamzah,Ali,dan Ubaida Bin Harith. Ketiga jagoan dari Quraisy tersebut tewas terkena sabetan pedang masing-masing jagoan kaum muslimin tersebut.
Sejarah Perang Badar |
Akhir Perang Badar
Akhir Perang Badar ditandai dengan kemenangan kaum muslimin. Beberapa orang kaum Quraisy berhasil ditawan. Mengenai tawanan ini kaum muslimin mendebatkan tentang bagaimana menanganinya. Abu Bakar yang dikenal lemah lembut, meminta agar tawanan ditahan secara wajar sampai kaum Quraisy menebusnya. Dan, hal ini sudah menjadi tradisi bangsa Arab jika terjadi perang dan ada tawanan. Namun Umar yang memiliki sikap tegas dan keras meminta agar semua tawanan dibunuh. Akhirnya Nabi Muhammad memutuskan untuk mengambil pendapat Abu Bakar.
Setelah Perang Badar berakhir, kaum Quraisy di Makkah sangat muram. Sepulang dari perang tersebut, Abu Lahab pun terserang demam sampai ia meninggal. Namun, Hindun bin Uthba justru menggalang kembali kekuatan. Ia bersumpah akan membalas dendam kematian ayah, paman, serta saudara-saudaranya pada saat perang badar berlangsung. Dan sumpahnya tersebut ia buktikan dalam perang Uhud, perang besar selanjutnya. (untuk mengetahui sejarah Perang Uhud, akan diposting dalam artikel selanjutnya)
KESIMPULAN - Dari seorang ahli sejarah non muslim, Perang Badar adalah perang yang sangat penting dalam sejarah kehidupan manusia, karena berdampak jangka panjang terhadap sejarah kemanusiaan, khususnya umat Islam. Dalam Perang Badar ini, jumlah korban yang tewas sangat sedikit, yaitu 70 jiwa dari kafir dan 14 jiwa dari pihak muslim.
Demikian pembahasan mengenai Sejarah dan Kisah Perang Badar secara lengkap dan jelas. Semoga artikel tersebut bermanfaat bagi pembaca dan menambah wawasan kita. Terimakasih sudah membaca. Jangan lupa baca artikel menarik lainnya
Semoga bermanfaat..
Sumber:
sumbersejarah1.
sumbersejarah1.
Comments
Post a Comment